Catatan Lepas jilid II
Lintasoheo.com | Konut – Dunia memang tidak adil, sedang hutan gundul gunung pun rata karena tambang ilegal tidak ada masalah justru undang-undang berkata adalah sebuah keterlanjuran
Direktur Eksekutif Explor Anoa Oheo Indonesia, kembali pertanyakan, bahwa Berawal dari pengejaran polisi terkait pembuatan bagang yang asal usul material kayunya di duga dari kawasan hutan membuat seorang nelayan bernama Saharuddin ( 47 thn ) mengalami kerugian. Bukan saja berupa materi namun lebih pada kerugian moril
kurangnya mempertimbangkan solusi preventif dan edukatif yang lebih efektif menanggulangi permasalahan, akan banyak pula sisi negatif akan timbul sebagai sebab akibat, terutama eksistensi kepolisian dalam melakukan penegakan hukum dan membunuh roda perekonomian masyarakat setempat
ketika rakyat di vonis bersalah maka tidak ada cerita berseragam cokelat di katakan sebagai ksatria penegak hukum. Sikap Kepahlawanan nya itu di ragukan. Tegas ” Ashari ,,
Lidik sidik yang di lakukan oleh reskrim polres Konawe Utara pada bulan ramadhan kemarin, begitu reaksi cepat hingga melakukan polisceline. Tanpa melakukan pendekatan sosial mendalam, polisi itu akan berhadapan belasan kapal bagang yang sedang beroperasi di duga kuat berada pada status hukum yang sama
Demi keadilan dan kepastian hukum, reskrim konut mesti jentel mendalami serta menindaklanjuti laporan aduan dari Front Pemuda dan Mahasiswa Konawe Utara (FPMKU) bersama Aliansi Pemuda Tinobu dan Muara Tinobu (AP-TIMUR)
Kami bersaksi Nelayan bagang Rambo di Konawe Utara tidak faham soal aturan terkait masalah kehutanan, soal barang haram atau tidak. Lagipula yang mengawasi nya ada yang lebih yang berkompeten yaitu polisi hutan bukan seragam cokelat
Penafsiran yang kian mencolok ibarat sudut pandang nya berbeda travel nya ke mana-mana. Artinya jika polisceline sudah terbentang pada akhirnya juga di buka kembali tanpa kepastian hukum yang jelas
Asumsinya liar dan bisa saja publik menilai semata sebuah ancaman, permainan atau sekedar gertakan. Lagipula garis polisceline itu pakai uang negara. Tegas Ashari
Pada prinsipnya laporan resmi dari beberapa lembaga terkait belasan bagang tersebut memang sangat perlu diperjelas status nya.
Ada dua substansi pertama,Mengingat ada isu yang berhembus kalau selama ini ada setoran pungli yang mengalir ke oknum. Entah besarannya berapa dan kepada oknum siapa dan untuk apa. Kedua, keberlangsungan bagan nelayan beroperasi juga mesti di atensi. Hal yang mutlak besok:besok pasti bertambah dan di bangun pasti pakai bahan kayu kelas bukan dari besi baja. ” Tutup Ashari
Konawe Utara 17 mei 2024
Ashari
Direktur eksekutif Explor Anoa Oheo