Lintasoheo.com | Jakarta – Dalam Rakor, Ruksamin kembali menyoroti kejelasan terkait pembangunan sejumlah proyek penimbunan badan jalan yang mangkrak di wilayah Kabupaten Konawe Utara,
Salah satunya proyek yang menjadi sorotan utama adalah peningkatan badan jalan di Desa Sambandete Kecamatan Oheo yang menjadi akses utama yang menghubungkan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, yang hingga kini belum menunjukkan perkembangan signifikan
Sebagai informasi, Rakor ini dipimpin oleh Plt. Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana, Sorni Paskah Deeli, di Kantor Kemenko PMK, Jakarta yang hadiri berbagai pejabat penting, termasuk Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan dari Sekretariat Wakil Presiden, serta perwakilan dari Kementerian PUPR, Dirjen Bina Marga, Perumahan, dan Cipta Karya.
Selain itu, dari BNPB hadir Deputi Bidang Penanganan Darurat dan Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi melalui zoom. Rabu 03/07/2024
Pada Rakor hari ini Bupati Konut Ruksamin memaparkan kepada Perwakilan kemenko PMK, PUPR dan BNPB, bahwa salah satu faktor yang memperparah situasi banjir di Konawe Utara adalah proyek penimbunan badan jalan yang mangkrak, Hal ini menyebabkan antrian panjang kendaraan karena tidak bisa dilalui baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat akibat arus yang deras dan genangan air yang tinggi.
“Saya menegaskan bahwa pemerintah daerah selalu siap memberikan fasilitasi, baik itu pembebasan lahan maupun bantuan lainnya, demi mempercepat proses pengerjaan proyek tersebut” Ungkap Bupati dua periode itu
Oleh karena itu dalam Rakor tersebut, Ruksamin memaparkan kondisi curah hujan yang cukup tinggi di Konawe Utara, dan secara umum
Sulawesi Tenggara, di mana sejak 29 April 2024 hingga 3 Mei 2024. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca di Provinsi Sulawesi Tenggara untuk periode 3-9 Mei 2024.
Lebih lanjut Ruksamin menyampaikan dampak yang ditimbulkan akibat banjir tersebut, yang bukan hanya merusak fasilitas umum dan pertanian, tetapi juga mempengaruhi warga setempat. Karena Sejumlah akses jalan terputus, membuat warga terisolir, termasuk akses Jembatan Gantung Desa Padalere Utama, Jalan Trans Sulawesi Ruas Jalan Sone Jaya Desa Polora Indah yang terendam banjir, dan akses jalan Desa Tambakua.
“Jadi Untuk mengurangi dampak banjir tersebut, saya mengusulkan sejumlah kegiatan kepada pemerintah pusat dengan total anggaran senilai Rp 40 miliar. Anggaran ini meliputi pembangunan jalan senilai Rp 3,2 miliar, talud penahan tanah Rp 4,4 miliar, pembangunan Jembatan Desa Tambakua dan Padalere Utama, serta penyediaan air bersih di sejumlah titik hunian tetap.”Tutup Ruksamin.